About


Tugas Suami

Berikut ini kutipan dari buku berjudul “Bimbingan Islam untuk Kehidupan Suami Istri”
karangan Ibrahim Amini yang diterbitkan oleh Penerbit Al-Bayan (Mizan).
Buku ini merupakan terjemahan dari “Principles of Marriage Family Ethics”,
Islamic Propagation Organization, Arab Saudi

Semoga menjadi kelarga yang Sakinah Mawadah setelah merenungkan artikel ini Amin 3X
Tugas Suami
1. Pelindung Keluarga
Pria dan wanita adalah pilar-pilar utama pendukung sebuah keluarga.
Tetapi, karena laki-laki dikaruniai suatu keistimewaan oleh Sang Maha
Pencipta, dan karena kekuatan pikiran mereka lebih kuat daripada wanita,
mereka dijadikan pelindung keluarga.

Allah Yang Mahakuasa menjadikan laki-laki sebagai pelindung keluarga
dan menyatakan dalam Kitab Suci Al-Quran : Kaum pria adalah pemimpin
bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka
(pria) lebih dari sebagian yang lain (wanita)…. (QS 4:34).

Karena itu, pria mempunyai tanggung jawab yang lebih besar dan lebih
sulit dalam menanggung keluarganya. Kaum prialah yang, dengan
kebijaksanaanya, dapat menanggung keluarganya dan mempersiapkan
segalanya demi kebahagiaan keluarganya dan ialah yang dapat mengubah
rumahnya menjadi surga dan istrinya sebagai bidadarinya.

Seorang pria yang bertanggung jawab terhadap istrinya harus mengetahui
bahwa wanita juga manusia seperti laiknya pria. Mengawini wanita tidak
sama dengan mengupah seorang pembantu; tetapi hal itu merupakan
pemilihan sebagai pasangan dan teman yang dapat diajak untuk hidup
bersama sepanjang waktu yang tersisa dalam hidup ini. Pria harus
memperhatikan dirinya serta keinginan-keinginan nya; pria bukan pemilik
istrinya dan sebenarnya wanita mempunyai hak-hak tertentu terhadap
suaminya.

Allah SWT menyatakan dalam Kitab Suci Al-Quran: Dan para wanita
mempunyat hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang
makruf. Akan tetapi para suami mempunyai satu tingkat kelebihan
daripada istrinya… (QS 2:228)

2. Merawat Istri
Rahasia kesejahteraan keluarga adalah bagaimana seorang suami merawat
istrinya, dan ini – seperti juga tugas seorang wanita terhadap suaminya
yang disamakan dengan jihad – dianggap sebagai perbuatan seorang pria
yang terbaik dan sangat berharga. Tetapi pria yang sudah menikah harus
mempelajari bagaimana memperlakukan istrinya hingga sang istri berubah
bagaikan bidadari.

Untuk itu, seorang pria harus memahami tingkah Iaku istrinya dan
tentang keinginan-keinginan nya. Ia harus mengatur cara hidupnya sesuai
dengan keinginan-keinginan istrinya dan hak–haknya yang sah. Ia, lewat
sifat dan sikapnya, dapat mempengaruhi istrinya dengan suatu cara yang
menarik dalam diri dan rumah tangganya.

3. Cintailah Istri Anda
Seorang wanita adalah pusat segala kebaikan yang dikuasai penuh oleh
perasaan. Keberadaannya tergantung pada cinta dan kasih sayang. Ia ingin
dicintai oleh orang lain dan makin banyak yang mencintai makin baik. Ia
sangat mengorbankan dirinya agar disukai. Sifat ini sangat kuat dalam
diri wanita sehingga bila ia menyadari bahwa tak seorang pun
mencintainya, ia akan menganggap dirinya gagal. Ia akan kecewa terhadap
dirinya dan merasa terbuang. Karena itu, pasti orang dapat menyatakan
bahwa rahasia pria yang berhasil dalam kehidupan perkawinannya adalah
pengungkapan rasa cintanya kepada dirinya.
Bapak-bapak yang kami hormati !

Istri anda, sebelum menikah dengan anda sangat menikmati cinta dan
kasih sayang orang-tuanya. Kini, setelah ia menyetujui perkawinan dengan
anda, setelah ia memilih untuk hidup bersama anda, ia mengharapkan anda
untuk memenuhi keinginan-keinginan nya dalam cinta dan kasih sayang. Ia
mengharapkan anda untuk menunjukkan cinta yang Iebih daripada yang
diterimanya dari orangtua dan sahabat-sahabatnya. Ia telah begitu
mempercayai anda dan itulah sebabnya maka ia mempercayai anda dengan
segala keberadaannya.

Rahasia perkawinan yang bahagia adalah pengungkapan cinta kepada istri
anda. Bila anda ingin mendapatkan hatinya, bila anda ingin agar ia
mematuhi permintaan-perminta an anda, bila anda ingin memperkuat tali
perkawinan anda, buatlah agar ia mencintai anda, atau selalu setia
kepada anda, atau …,maka anda harus selalu menunjukkan kasih sayang
dan mengungkapkan cinta anda kepadanya.

Bila anda tidak memberikan kasih sayang anda kepada istri, maka ia
akan kehilangan daya tarik kepada rumahnya, anak-anaknya dan di atas
semua itu, kepada anda. Rumah anda akan selalu dalam keadaan berantakan.
Ia tidak akan sudi melakukan usaha untuk seseorang yang tidak
dicintainya.

Sebuah rumah tanpa kasih sayang akan mirip dengan neraka yang menyala,
walaupun rumah itu tampak sangat rapi dan penuh dengan barang-barang.
Istri anda mungkin akan menjadi sakit atau mengalami kekacauan mental.
Ia mungkin akan mencari kesenangan dengan orang lain bila anda tidak
memberinya kepuasan. Ia mungkin akan bersikap dingin terhadap anda dan
rumah tangga sehingga ia akan menghendaki perceraian. Andalah yang
bertanggungjawab terhadap semua ini karena anda telah gagal untuk
memuaskannya. Memang benar, bahwa tahap-tahap perceraian terjadi karena
sikap-sikap yang tidak ramah.

Persahabatan dan cinta dalam keluarga lebih berharga daripada apa pun
dan karena itulah Allah telah menjadikannya tanda-tanda kekuasaan dan
berkah yang luar biasa yang telah dikaruniakan kepada manusia. Al-Quran
menyatakan : Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
mencip-takan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu
cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu
rasa kasih dan sayang.Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berpikir (QS 30:21)

Imam Shadiq a.s. menegaskan: “Barangsiapa yang menjadi sahabat kami,
akan lebih mengungkapkan kebaikan hatinya kepada pasangannya.
Rasulullah saw. menyatakan: “Makin setia seseorang kepada pasangannya
semakin banyak kebaikan hati yang diungkapkannya.
Imam Shadiq a.s. mengatakan: “Salah satu sifat-sifat nabi Allah adalah
bahwa mereka semua baik kepada istri-istri mereka.
Rasulullah saw. mengatakan: “Kata-kata seorang pria yang ditujukan
kepada istrinya: ‘Aku sangat mencintaimu’ tak akan pernah lepas dari
hati istrinya.

Cinta dan kasih sayang tentu saja harus tulus agar dapat mencapai hati
seseorang, itu pun belum cukup karena mengungkapkan rasa sayang itu
adalah penting. Dengan menunjukkan perasaan anda lewat kata-kata dan
perbuatan, maka cinta anda akan dibalas dan hati anda pun akan
mempererat ikatan cinta itu. Berterus-teranglah dan jangan segan-segan
mengungkapkan rasa cinta kepada istri anda. Baik di belakangnya maupun
di hadapannya anda harus memberikan pujian kepadanya. Kirimilah surat
kepadanya ketika anda sedang keluar kota dan katakan bahwa anda
merindukannya. Sekali-sekali belilah sesuatu untuknya. TeIeponlah ia
ketika anda sedang bekerja dan tanyakan bagaimana keadaannya.
Salah satu hal.penting dalam pikiran seorang wanita adalah kata-kata
pengungkapan cinta semacam ini.

4. Hormatilah Istri Anda
Seorang wanita bangga akan. dirinya seperti juga seorang pria. Ia
ingin dihormati oleh orang lain. Ia akan tersinggung bila ia dihina atau
diremehkan. Ia merasa senang bila dihormati dan akan merasa benci
dengan orang-orang yang menghinakannya

Bapak-Bapak!
Istri anda pasti mengharapkan agar anda lebih menghormatinya daripada
orang lain. Ia sangat berhak untuk mengharapkan pasangan hidupnya dan
sahabat terbaiknya untuk merawatnya. Ia bekerja demi kesenangan anda dan
anak-anak dan karena itulah ia mengharapkan anda untuk menghargai dan
menghormatinya. Menghormatinya tidak akan membuat anda rendah tetapi
sebenarnya ini justru akan membuktikan cinta dan kasih sayang anda
kepadanya. Karena itu, hormatilah ia Iebih daripada orang lain dan
berkatalah dengan sopan kepadanya. Jangan memotong pembicaraannya atau
berteriak kepadanya. Panggillah ia dengan nama yang terhormat dan baik.
Tunjukkan rasa hormat anda bila ia hendak duduk. Bila anda memasuki
rumah dan ia lupa mengucapkan salam, maka ucapkanlah salam kepadanya.
Katakan “selamat tinggal” bila anda pergi. Jangan putus hubungan
dengannya bila anda bepergian atau berada jauh dan rumah. Berkirim
suratlah kepadanya.

Tunjukkanlah rasa hormat anda kepadanya bila anda berdua menghadiri
suatu pertemuan. Bersungguh-sungguhl ah dalam menghindari segala jenis
penghinaan dan hal-hal yang menyinggung perasaan. Jangan menyalahkan
atau – secara bercanda – mengganggunya. Jangan berpikir bahwa karena
anda berdua ter-lalu akrab dengannya maka ia tidak keberatan anda
memperolok-oloknya. Sebaliknya, ia akan membenci sikap yang demikian itu
tetapi tidak mau mengungkapkannya.

Seorang wanita bangsawan, yang berusia sekitar 35 tahun, mengatakan
tentang permintaan cerainya: ‘Sudah 12 tahun saya menikah. Suami saya
adalah orang baik-baik dan banyak sifat baik dan terpuji dalam dirinya.
Tetapi ia tidak pernah mau menyadari bahwa saya adalah istrinya dan ibu
dari kedua orang anaknya. Ia pikir ia adalah orang yang disukai dalam
perkumpulan- perkumpulan, tetapi ia selalu mengadakan pertunjukan dengan
cara menggoda saya dan menghina saya. Anda mungkin tidak percaya sampai
di mana saya telah dihinanya. Jiwa saya telah banyak terganggu hingga
saya pergi kepada seorang psikiater untuk dirawat. Saya telah
membicarakannya kepada suami saya berkali-kali. Saya telah memohon
kepadanya untuk tidak memperlakukan saya dengan cara begitu. Saya telah
mengingatkannya bahwa saya adalah istrinya, dan membicarakan umur saya
serta bercanda mengenai diri saya di hadapan khalayak ramai sehingga
mereka tertawa dan bersenang-senang adalah hal yang tidak layak. Saya
merasa malu di depan orang banyak karena saya bukan orang yang pandai
melucu. Saya tidak dapat mengikutinya. Karena permohonan saya tidak
diterima oleh suami saya, maka saya memilih untuk berpisah dengannya.
Saya mengerti bahwa saya tidak akan berbahagia hidup sendiri, tetapi
saya tidak dapat hidup dengan seseorang yang terus menerus menghina
saya.

Semua wanita mengharapkan suaminya untuk menghormati mereka dan mereka
semua tidak suka dihina. Bila seorang wanita tetap diam setelah dihina
oleh suami mereka, ini bukan berarti mereka suka. Bila anda menghormati
istri anda, ia akan melakukan hal yang sama terhadap anda, dan karenanya
hubungan anda akan makin erat. Anda pun akan dihormati oleh orang lain.
Bila anda memperlakukannya secara salah dan ia merasa sakit hati, maka
sekali lagi ini adalah kesalahan anda.

Duhai Bapak yang baik!
Menikah tidak sama dengan mempunyai budak. Anda tidak dapat
memperlakukan orang yang merdeka sebagai budak. Istri anda telah menikah
dengan anda dengan tujuan untuk hidup bersama anda dan untuk berbagi
dalam kehidupan dengan laki-laki yang dicintainya. Ia mengharapkan hal
yang sama dan anda seperti anda mengharapkan darinya. Karena itu,
perlakukanlah ia dengan cara yang anda pun menyukainya.

Imam Shadiq a.s., mengutip kata-kata ayahnya, mengatakan: “Barangsiapa
melakukan pernikahan, maka ia harus menghormati istrinya.”
Rasulullah saw. mengatakan: “Barangsiapa menghormati seorang Muslim
maka Allah akan memberikan kepadanya kehormatan diri.”
Rasulullah juga menegaskan: “Tidak ada orang yang meng-hormati wanita
kecuali orang-orang yang murah hati, dan tidak ada orang yang akan
menghinanya kecuali orang-orang yang tidak menghormati. ” Sebagai
tambahan Rasulullah mengatakan: “Barangsiapa menghina keluarganya, maka
ia akan kehilangan kebahagiaan dalam kehidupannya.

5. Berlakulah Baik Terhadap Istri Anda
Dunia mengambil jalan sesuai dengan pola yang teratur. Banyak kejadian
terjadi dan bermunculan satu demi satu. Keberadaan kita di dunia yang
luas ini bagaikan partikel-partikel kecil yang bergerak dan menempel
pada partikel lain di setiap waktu. Lajunya dunia ini tidak berada di
tangan kita, dan kejadian-kejadian yang timbul tidak terjadi karena
keinginan kita. Sejak saat pertama orang melangkahkan kaki keluar dari
rumah pada pagi hari, sampai pada waktu ia pulang ke rumah di sore hari,
orang mungkin saja menjumpai beratus-ratus keadaan yang tak
menyenangkan.

Orang menjumpai banyak kesulitan besar di arena hidup ini. Mungkin
anda dihina oleh orang lain, bertemu seorang teman yang tidak ramah,
harus menunggu bis terlalu lama, atau telah dituduh melakukan sesuatu di
tempat kerja. Kehilangan uang, dirampok, atau telah menjumpai hal-hal
lain semacam itu yang dapat terjadi pada siapa saja, di mana saja.
Mungkin anda akan sangat marah dengan kejadian-kejadian yang terjadi
dalam hidup anda yang membuat anda mirip dengan bom waktu yang dapat
meledak kapan saja.

Baik, mungkin anda berpikir bahwa anda tidak dapat menyalahkan orang
lain atau dunia untuk kekecewaan anda, maka ketika pulang ke rumah, anda
mengarahkan kemarahan anda kepada istri dan anak-anak. Anda memasuki
rumah dan seakan-akan Izrail (malaikat pencabut nyawa) telah pulang.
Anak-anak menepis bagaikan tikus-tikus di hadapan anda. Tuhan melarang
anda untuk mencari-cari kesalahan ! Mungkin makanan terlalu asin atau
hambar, teh anda belum siap, rumah mungkin dalam keadaan berantakan atau
anak-anak ribut, dan ini memberikan alasan yang tepat bagi anda untuk
marah-marah di rumah anda sendiri.

Anda kemudian naik pitam dan berteriak kepada semua orang, menyakiti
mereka, memukul dan sebagainya. Kemudian anda akan mengubah rumah yang
penuh dengan cinta dan persahabatan itu menjadi neraka di mana anda dan
seluruh keluarga harus menderita.

Bila anak-anak dapat berlari dari rumah ke jalan, mereka akan
melakukannya; dan bila tidak, mereka akan menghitung detik-detik sampai
anda keluar dan rumah.
Sangat jelas, betapa menakutkan dan apatisnya keadaan yang tampak
sekali di dalam rumah semacam itu. Selalu saja ada percekcokan dan
perbantahan. Rumah selalu dalam keadaan berantakan, istri benci melihat
wajah suaminya.

Bagaimana seorang wanita dapat hidup bahagia dengan laki-laki pemarah
yang selalu bermuka masam itu ? Yang paling buruk adalah keadaan
anak-anak yang harus tumbuh di dalam lingkungan semacam itu.
Pertengkaran keluarganya pasti akan meninggalkan bekas luka di dalam
hati dan jiwa mereka yang sangat peka. Anak-anak yang mengalami
kesulitan semacam ini cenderung akan menjadi orang agresif, pemarah,
tertekan dan putus asa bila mereka dewasa nanti. Mereka akan merasa
sedih sekali bila keluarganya tersesat. Mereka mungkin akan masuk ke
dalam perangkap orang-orang yang menyeleweng dan melakukan kriminalitas
dalam segala bentuk. Mereka mungkin akan menjadi bingung dan terganggu
jiwanya sehingga dapat membahayakan jiwa orang lain atau melakukan bunuh
diri.

Para pembaca disarankan untuk mengadakan penyelidikan di bidang
kriminalitas. Statistik dan harian yang memberitakan masalah-masalah
kriminil semua mengungkapkan kenyataan ini. Tanggung jawab dari semua
ini terletak pada pemimpin keluarga yang tidak
dapat mengendalikan amarahnya dan telah salah dalam memperlakukan
keluarganya. Orang semacam itu tidak akan mendapatkan kedamaian di dunia
dan di akhirat nanti.

Bapak yang baik !
Kita tidak berada pada suatu posisi di mana kita dapat mengendalikan
kejadian-kejadian dunia. Kecelakaan, kesulitan dan kejadian-kejadian
yang menimbulkan penderitaan semuanya tidak dapat dipisahkan dengan
kehidupan ini. Setiap orang akan mengalami kesulitan pada waktu-waktu
yang berbeda. Sebenarnya, orang akan mencapai kematangan pribadi lewat
kesulitan-kesulitan . Orang harus menghadapinya dengan kekuatan dan harus
mencoba untuk mencari pemecahannya. Manusia mempunyai kemampuan untuk
menghadapi ratusan kesulitan baik yang kecil maupun yang besar dan tidak
boleh menyerah dan menganggapnya bernasib buruk.
Kejadian-kejadian dunia bukanlah satu-satunya alasan untuk marah,
tetapi sebenarnya sistem saraf kitalah yang terserang oleh
kejadian-kejadian semacam itu dan menyebabkan kita mengalami hal-hal
yang tidak menyenangkan. Karena, itu bila seseorang dapat mengendalikan
dirinya ketika dihadapkan dengan kesulitan hidup, maka orang tidak akan
merasa tersinggung atau marah.

Misalnya, anda dihadapkan oleh kejadian yang tidak menyenangkan.
Kejadian ini mungkin merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan
kehidupan di mana kita tidak dapat ikut campur, atau kita mampu
mempercayai keputusan itu sendiri.
Jelas, dalam kasus pertama, perasaan tersinggung kita tidak akan
membantu sama sekali. Kita bersalah bila menjadi marah atau naik pitam.
Kita harus ingat bahwa kita tidak bertanggung jawab atas terjadinya
kejadian itu dan bahkan mencoba menyambutnya dengan wajah tersenyum.
Tetapi bila pengalaman buruk kita adalah dari jenis yang kedua, maka
kita dapat mencari pemecahannya.

Bila kita tidak putus asa dalam menghadapi kesulitan-kesulitan dan
mencoba mengendalikan diri kita, tentunya kita secara bijaksana dapat
mengatasi kesulitan itu. Dalam hal ini kita tidak akan marah dengan
sendirinya yang akan menambah kesulitan. Karena itu, orang yang
bijaksana tidak akan terpengaruh dengan kesulitan-kesulitan .
Kita mempunyai kemampuan untuk mengatasi semua kesulitan lewat
kesabaran dan kebijaksanaan. Apakah tidak patut disayangkan bila kita
kehilangan kendali karena kejadian yang tidak dapat kita elakkan dalam
kehidupan ?

Lebih lagi, mengapa anda harus menyalahkan istri dan anak-anak karena
nasib yang tidak baik ini?
Istri anda mengerjakan tugasnya. Ia harus merawat rumah dan anak-anak.
Ia harus mencuci, menyetrika, masak dan membersihkan rumah, dan
lain-lain. Anda harus mendorongnya dengan memperlakukannya secara benar.
Anak-anak juga melakukan tugas mereka. Mereka pun menunggu ayah mereka
untuk membuat mereka bahagia. Ajarkan hal-hal yang benar kepada mereka
dan doronglah mereka dalam belajar.

Apakah adil bila anda menghadapi keluarga anda dengan bermuka masam
dan bersikap marah?
Mereka mengharapkan anda untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka
agar menjadi hak mereka. Mereka mengharapkan kebaikan dari anda dan
menginginkan anda untuk bercakap-cakap dengan lembut kepada mereka dan
berkelakuan menyenangkan. Mereka akan membenci anda karena menyakiti
hati mereka dan mengubah rumah menjadi tempat yang gelap di mana tak ada
secercah kebahagiaan di dalamnya.

Tahukah anda sampai di mana mereka akan menderita karena sikap anda
yang kasar dan tidak menyenangkan?
Walaupun anda tidak bersungguh-sungguh terhadap keluarga anda, paling
sedikit kasihanilah diri anda sendiri. Anda harus yakin bahwa kesehatan
anda akan hancur karena sifat pemarah.

Bagaimana anda dapat terus bekerja dan berhasil mencapal sesuatu?
Mengapa anda harus mengubah rumah anda menjadi neraka ?
Apakah tidak lebih baik bila anda selalu gembira dan menghadapi
kesulitan dengan kebijaksanaan dan bukan dengan amarah?
Apakah tidak lebih baik anda percaya bahwa marah tidak akan
menyelesaikan persoalan tetapi bahkan akan menambah-nambah persoalan.

Apakah anda tidak setuju bahwa, ketika berada di rumah, anda harus
beristirahat dan memulihkan kekuatan supaya mendapatkan pemecahan yang
sesuai untuk persoalan anda dengan pikiran yang jernih? Anda harus
menjumpai keluarga anda dengan wajah tersenyum. Anda sebaiknya bergurau
dengan mereka dengan cara yang baik dan mencoba menciptakan suasana
bahagia di rumah. Anda sebaiknya makan dan minum bersama mereka dan
beristirahat. Dengan demikian anda dan keluarga akan menikmati hidup ini
dan akan mengatasi persoalan anda dengan mudah.

Itulah sebabnya agama Islam yang suci menganggap kelakuan baik sebagai
sebagian dari agama dan tanda keimanan yang paling tinggi. Rasulullah
SAW. mengatakan: “Barangsiapa yang Iebih baik kelakuannya, maka ia lebih
sempurna imannya. Yang terbaik di antara kamu adalah yang berbuat baik
kepada keluarganya. “
Rasulullah SAW juga menegaskan: “Tak ada perbuatan yang lebih baik
daripada kelakuan yang baik.”

6. Keluhan Yang Tidak Perlu
Persoalan hidup ini begitu banyak. Tak ada orang yang merasakan
kebahagiaan secara sempurna, tetapi ada orang-orang yang lebih sabar
daripada orang lain. Mereka merekam persoalan-persoalan mereka di dalam
pikiran mereka dan tidak mengungkapkannya kecuali bila ada alasan untuk
itu.

Di lain sisi, ada orang yang begitu lemah sehingga tidak dapat
menyimpan persoalan di dalam hati mereka.
Mereka begitu terbiasa mengeluh sehingga begitu mereka bertemu
seseorang, mereka mulai mengeluh. Ke mana pun mereka pergi dan di mana
pun mereka, mereka mengeluh tentang kejadian sehari-hari yang terjadi
dalam hidup mereka. Mereka seolah-olah diutus oleh setan untuk merusak
kebahagiaan orang lain. Itulah sebabnya banyak teman dan keluarga yang
tidak mau diganggu dengan sifat-sifat ini ; dan berusaha untuk menjauhi
mereka sedapat mungkin.

Akan tetapi, orang seharusnya merasa kasihan terhadap istri dan
anak-anaknya dalam menerima masalah ini. Karena tak ada lagi orang lain
yang mau mendengarkan keluhan mereka, dan orang semacam ini akhirnya
hanya menumpahkan persoalan mereka kepada keluarganya. Kadang-kadang
mereka mengeluh tentang pengeluaran mereka, pajak-pajak yang harus
dibayar, ulah teman-teman, dan kadang-kadang mereka mengeluh tentang
rekan sekerja, pekerjaan mereka, penyakit, dokter, dan sebagainya. Pria
semacam itu bersifat pesimistis dan tidak mau melihat kebaikan-kebaikan
yang ada di dunia. Mereka menderita dan membuat orang lain menderita,
dan terutama keluarga mereka juga menderita.

Bapak yang baik !
Apa gunanya mengeluh setiap waktu ? Apa yang anda dapatkan dan
mengeluh? Mengapa keluarga anda harus menderita bila marah dengan supir
taksi? Mengapa anda menyalahkan istri anda bila pekerjaan anda tidak
lancar?

Jangan lupa bahwa sikap anda akan menjauhkan keluarga anda dan anda.
Mereka akan menjadi kecewa terhadap anda dan akan membenci rumah. Mereka
mungkin bahkan akan lari dari rumah dan akan terjebak dalam
penyelewengan dan kejahatan. Paling sedikit hal ini akan meninggalkan
bekas dalam jiwa mereka.

Apakah tidak lebih baik Anda menghindari untuk tidak me-rusak
kebahagiaan keluarga anda ? Bila anda pulang ke rumah, cobalah berusaha
untuk melupakan persoalan anda. Berbahagialah dengan keluarga anda.
Makanlah bersama mereka dan nikmatilah kebersamaan dengan mereka.
Islam juga telah menganggap kesabaran dan sifat tidak mengeluh sebagai
sifat yang baik dan juga telah menyediakan ganjaran untuk itu. Ali a.s.
mengatakan: “Bila kesulitan datang menghampiri seorang Muslim, ia tidak
boleh mengeluh tentang Allah kepada orang lain, tetapi ia harus membawa
persoalan itu kepada Allah yang memiliki segala kunci bagi setiap
persoalan.”

Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa mengalami kesulitan dengan
kesehatannya dan tidak mengeluhkan hal itu kepada orang lain, maka Allah
akan mengampuni segala dosanya.”

Read more

Kewajiban, Hikmah, & Adab-adab Puasa Ramadhan

bismilah.jpg

Kewajiban, Hikmah, & Adab-adab Puasa Ramadhan

Bulletin al Wala’ wal Bara’
Kewajiban Puasa Ramadhan
Puasa Ramadhan adalah suatu kewajiban yang jelas yang termaktub dalam Kitabullah, Sunnah Rasul-Nya dan ijma’ kaum muslimin. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya):
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa, (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barang siapa diantara kalian ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui. (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur`an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kalian hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagi kalian, dan tidak menghendaki kesukaran bagi kalian. Dan hendaklah kalian mencukupkan bilangannya dan hendaklah kalian mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepada kalian, supaya kalian bersyukur.” (Al-Baqarah:183-185)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Islam dibangun di atas lima hal: bersaksi bahwasanya tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi kecuali Allah dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan dan haji ke Baitullah.” (Muttafaqun ‘alaih dari Ibnu ‘Umar)
Sementara itu kaum muslimin bersepakat akan wajibnya puasa Ramadhan. Maka barangsiapa yang mengingkari kewajiban puasa Ramadhan, berarti dia telah murtad dan kafir, harus disuruh bertaubat. Kalau mau bertaubat dan mau mengakui kewajiban syari’at tadi maka dia itu muslim kembali. Jika tidak, dia harus dibunuh karena kekafirannya.
Puasa Ramadhan diwajibkan mulai pada tahun kedua hijriyyah. Ini berarti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sempat melakukannya selama sembilan kali.
Puasa Ramadhan wajib bagi setiap muslim yang telah ‘aqil baligh dan berakal sehat. Maka puasa tidak wajib bagi orang kafir dan tidak akan diterima pahalanya jika ada yang melakukannya sampai dia masuk Islam.
Puasa juga tidak wajib bagi anak kecil sampai dia ‘aqil baligh. ‘Aqil balighnya ini diketahui ketika dia telah masuk usia 15 tahun atau tumbuh rambut kemaluannya atau keluar air mani (sperma) ketika bermimpi.
Ini bagi anak laki-laki, sementara bagi anak wanita ditandai dengan haidh (menstruasi). Maka jika seorang anak telah mendapati tanda-tanda ini, maka dia telah ‘aqil baligh.
Akan tetapi dalam rangka sebagai latihan dan pembiasaan, sebaiknya seorang anak (yang belum baligh –pent) disuruh untuk berpuasa, jika kuat dan tidak membahayakannya.
Puasa juga tidak wajib bagi orang yang kehilangan akal, baik itu karena gila atau penyakit syaraf atau sebab lainnya. Berkenaan dengan inilah jika ada orang yang telah menginjak dewasa namun masih tetap idiot dan tidak berakal sehat, maka tidak wajib baginya berpuasa dan tidak pula menggantinya dengan membayar fidyah.
Hikmah dan Manfaat Puasa
Shaum (puasa) yang disyari’atkan dan difardhukan oleh Allah kepada hamba-hamba-Nya mempunyai hikmah dan manfaat yang banyak sekali. Di antara hikmah puasa adalah bahwasanya puasa itu merupakan ibadah yang bisa digunakan seorang hamba untuk bertaqarrub kepada Allah dengan meninggalkan kesenangan-kesenangan dunianya seperti makan, minum dan menggauli istri dalam rangka untuk mendapatkan ridha Rabbnya dan keberuntungan di kampung kemuliaan (yaitu kampung akhirat –pent).
Dengan puasa ini jelas bahwa seorang hamba akan lebih mementingkan kehendak Rabbnya daripada kesenangan-kesenangan pribadinya. Lebih cinta kampung akhirat daripada kehidupan dunia.
Hikmah puasa yang lain adalah bahwa puasa adalah sarana untuk menghadapi derajat takwa apabila seseorang melakukannya dengan sesungguhnya (sesuai dengan syari’at). Allah Ta’ala berfirman (yang artinya):
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.” (Al-Baqarah:183)
Orang yang berpuasa berarti diperintahkan untuk bertakwa kepada Allah, yakni dengan mengerjakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Inilah tujuan agung dari disyari’atkannya puasa. Jadi bukan hanya sekedar melatih untuk meninggalkan makan, minum dan menggauli istri.
Apabila kita membaca ayat tersebut, maka tentulah kita mengetahui apa hikmah diwajibkannya puasa, yakni takwa dan menghambakan diri kepada Allah.
Adapun takwa adalah meninggalkan keharaman-keharaman, dan kata takwa ini ketika dimutlakkan (penggunaannya) maka mengandung makna mengerjakan perintah-perintah dan meninggalkan larangan-larangan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
((مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزَّوْرِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ للهِ عَزَّ وَجَلَّ حَاجَةٌ أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ))
“Barangsiapa yang tidak bisa meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta maka Allah tidak butuh terhadap amalan dia meninggalkan makanan dan minumannya.” (HR. Al-Bukhariy no.1903)
Berdasarkan dalil ini, maka diperintahkan dengan kuat terhadap setiap orang yang berpuasa untuk mengerjakan segala kewajiban, demikian juga menjauhi hal-hal yang diharamkan baik berupa perkataan maupun perbuatan, maka tidak boleh mencela, ghibah (menggunjing orang lain), berdusta, mengadu domba antar mereka, menjual barang dagangan yang haram, mendengarkan apa saja yang haram untuk didengarkan seperti lagu-lagu, musik ataupun nasyid, yang itu semuanya dapat melalaikan dari ketaatan kepada Allah, serta menjauhi segala bentuk keharaman lainnya.
Apabila seseorang mengerjakan semuanya itu dalam satu bulan penuh dengan penuh keimanan dan mengharap pahala kepada Allah maka itu akan memudahkannya kelak untuk istiqamah di bulan-bulan tersisa lainnya dalam tahun tersebut.
Akan tetapi betapa sedihnya, kebanyakan orang yang berpuasa tidak membedakan antara hari puasanya dengan hari berbukanya, mereka tetap menjalani kebiasaan yang biasa mereka lakukan yakni meninggalkan kewajiban-kewajiban dan mengerjakan keharaman-keharaman, mereka tidak merasakan keagungan dan kehormatan puasa.
Perbuatan ini memang tidak membatalkan puasa tetapi mengurangi pahalanya, bahkan seringkali perbuatan-perbuatan tersebut merusak pahala puasa sehingga hilanglah pahalanya.
Hikmah puasa yang lainnya adalah seorang kaya akan mengetahui nilai nikmat Allah dengan kekayaannya itu di mana Allah telah memudahkan baginya untuk mendapatkan apa yang diinginkannya, seperti makan, minum dan menikah serta apa saja yang dibolehkan oleh Allah secara syar’i. Allah telah memudahkan baginya untuk itu. Maka dengan begitu ia akan bersyukur kepada Rabbnya atas karunia nikmat ini dan mengingat saudaranya yang miskin, yang ternyata tidak dimudahkan untuk mendapatkannya. Dengan begitu ia akan berderma kepadanya dalam bentuk shadaqah dan perbuatan yang baik lainnya.
Diantara hikmah puasa juga adalah melatih seseorang untuk menguasai dan berdisiplin dalam mengatur jiwanya. Sehingga ia akan mampu memimpin jiwanya untuk meraih kebahagiaan dan kebaikannya di dunia dan di akhirat serta menjauhi sifat kebinatangan.
Puasa juga mengandung berbagai macam manfaat kesehatan yang direalisasikan dengan mengurangi makan dan mengistirahatkan alat pencernaan pada waktu-waktu tertentu serta mengurangi kolesterol yang jika terlalu banyak akan membahayakan tubuh. Juga manfaat lainnya dari puasa sangat banyak.
Adab-adab Berpuasa
1. Bahwasanya wajib bagi seorang muslim untuk berpuasa dengan penuh keimanan dan mengharap pahala kepada Allah semata, bukan karena riya`, sum’ah, taqlid kepada manusia, mengikuti keluarganya atau penduduk negerinya bahkan wajib baginya bahwa yang membawanya berpuasa adalah keimanannya bahwasanya Allah telah mewajibkan puasa tersebut kepadanya dan mengharap pahala di sisi-Nya dalam melaksanakan puasa tersebut. Demikian juga shalat malam di bulan Ramadhan (shalat tarawih -pent), hendaklah bagi seorang muslim untuk mengerjakannya karena penuh keimanan dan mengharap pahala kepada-Nya, karena inilah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala kepada Allah maka diampuni dosanya yang telah lalu, dan barangsiapa yang shalat di malam harinya (shalat tarawih) karena iman dan mengharap pahala kepada-Nya maka diampuni dosanya yang telah lalu dan barangsiapa yang shalat malam bertepatan dengan datangnya lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala kepada-Nya maka diampuni dosanya yang telah lalu.”
2. Termasuk adab terpenting dalam berpuasa adalah membiasakan diri kita bertakwa kepada Allah dengan mengerjakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya, sesuai dengan firman Allah:
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.” (Al-Baqarah:183)
Sesuai pula dengan sabda Nabi:
“Barangsiapa yang tidak bisa meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta maka Allah tidak butuh terhadap amalan dia meninggalkan makanan dan minumannya.” (HR. Al-Bukhariy no.1903)
3. Menjauhi apa yang diharamkan Allah berupa kebohongan, mencela, mencaci, menipu, khianat, melihat sesuatu yang haram seperti melihat lawan jenisnya yang bukan mahramnya, mendengarkan hal yang haram seperti musik, nyanyian, mendengarkan ghibah, ucapan dusta dan sejenisnya, serta perbuatan haram lainnya yang harus dijauhi oleh orang yang sedang berpuasa dan selainnya, akan tetapi terhadap orang yang puasa lebih dikuatkan perintahnya.
4. Memperbanyak shadaqah, amal kebaikan, berbuat baik kepada orang lain, terutama di bulan Ramadhan. Sungguh Rasulullah adalah orang yang paling dermawan, beliau menjadi lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan tatkala Jibril menjumpainya untuk bertadarrus Al-Qur`an. (Lihat HR. Al-Bukhariy no.1902)
5. Makan sahur dan mengakhirkannya, sesuai sabda Nabi: “Makan sahurlah kalian karena di dalam sahur ada barakah.” (HR. Al-Bukhariy no.1923 dan Muslim no.1095)
6. Berbuka puasa dengan ruthab (kurma yang sudah matang), jika tidak didapatkan boleh dengan tamr (kurma yang belum sampai ruthab), jika itupun tidak diperoleh maka dengan air, menyegerakan berbuka tatkala telah jelas benar tenggelamnya matahari, berdasarkan sabda Nabi: “Senantiasa manusia berada dalam kebaikan selagi mereka menyegerakan berbuka puasa.” (Muttafaqun ‘alaih dari Sahl bin Sa’ad As-Sa’idiy)
{Diambil dari kitab Fataawash Shiyaam karya Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin, Fataawash Shiyaam karya Asy-Syaikh Ibnu Baz dan lain-lain serta kitab Fataawal ‘Aqiidah wa Arkaanil Islaam karya Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin dengan beberapa perubahan}
Wallaahu A’lam.
(Dikutip dari Bulletin Al Wala wal Bara, judul asli Kewajiban, Hikmah, & Adab-adab Puasa Ramadhan, Edisi ke-47 Tahun ke-2 / 15 Oktober 2004 M / 01 Ramadhan 1425 H , url sumber http://fdawj.atspace.org/awwb/th2/47.htm)

Read more